Jual beli dengan system dropship dapat digambarkan sebagai berikut :

Dropshiper menawarkan sejumlah barang kepada pembeli, namun barang tersebut belum dimiliki oleh dropshiper, dropshiper biasanya hanya menunjukkan gambar atau kriteria barang yang dimaksud beserta harganya kepada calon pembeli. Apabila ada pesanan dari pembeli, barulah dropshiper membeli ke supplier agar dikirimkan langsung ke pembeli. 

Hukum jual beli ini sah secara fikih islam dengan melihat dua kemungkinan :

1.Dropshiper sebagai perantara. Misalnya supplier mengatakan kepada dropshiper, “silahkan jual produk kami, nanti jika ada yang memasan kami langsung mengirim kepada konsumen. Setiap penjualan yang terjadi kami akan berikan komisi sekian persen, atau setiap kelebihan dari harga jual merupakan untung bagi dropshiper”. Penjualan seperti ini diperbolehkan, sebagaimana dijelaskan dalam fiqhus sunnah syaikh sayid sabiq mengatakan :

جواز السمسرة:
قال الامام البخاري: لم ير ابن سيرين وعطاء وإبراهيم والحسن بأجر السمسار بأسا (1) .
وقال ابن عباس: لا بأس بأن يقول: بع هذا الثوب فما زاد على كذا وكذا فهو لك.
وقال ابن سيرين: إذا قال بعه بكذا فما كان من ربح فهو لك أو بيني وبينك فلا بأس به.

وقال رسول الله صلى الله عليه وسلم: (المسلمون على شروطهم) .رواه أحمد وأبو داود والحاكم عن أبي هريرة.

“Diperbolehkan menjadi perantara :

Imam Bukhari berkata, “ibnu sirin, atha’, Ibrahim dan Hasan tidak melihat adanya larangan untuk memberi upah kepada perantara.

Ibnu Abbas r.a berkata “apabila seseorang berkata, “juallah pakaian ini, Dan apa yang lebih dari harga yang sudah ditentukan amaka kelebihannya itu menjadi hakmu”

Ibnu sirin berkata, “Apabila seseorang berkata, “juallah barang ini dengan harga sekian dan keuntungan yang kamu dapatkan menjadi milikmu, atau kita bagi sama rata, “ maka yang demikian itu tidak mengapa.

Abu Hurairah r.a meriwayatkan bahwa Rasulullah SAW bersabda, “orang orang muslim itu berpegang pada syarat mereka” (HR. Ahmad, Abu Dawud, dan Hakim)

(lihat fiqh sunnah, syaikh sayid sabiq jilid 3 hal 100)

Jika dropshiper sebagai perantara maka dropshiper harus membuat kesepakatan dengan supplier tentang keuntungan yang bisa diambil dari barang yang dijual, apakah dalam bentuk persen atau dengan menaikkan harga dan kelebihan harga yang di dapat menjadi milik dropshiper.

2. Dropshiper menggunakan akad jual beli salam.

Juali beli salam juga disebut salaf. Salam merupakan bentuk jual beli sesuatu yang dijelaskan sifat dan kriteria dengan harga yang dibayar dimuka, namun barang di berikan belakangan pada waktu yang telah ditentukan.

Jual beli salam ini hukumnya diperbolehkan sesuai dengan kesepakatan para ulama, berdasarkan dalil al-Quran dan Sunnah, sebagai berikut :

قال ابن عباس، رضي الله عنهما،: " أشهد أن السلف المضمون إلى أجل قد أحله الله في كتابه وأذن فيه ".

ثم قرأ قوله تعالى: " يا أيها الذين آمنوا إذا تداينتهم بدين إلى أجل مسمى فاكتبوه

Ibnu Abbas r.a berkata, “aku bersaksi bahwa salaf atau salam yang dijamin sampai waktu tertentu telah dihalakan dan dizinkan oleh Allah SWT dalam Kitab Nya, lantas beliau membaca firman Allah SWT :

“Wahai orang-orang yang beriman, apabila kamu melakukan utang-piutang untuk waktu yang ditentukan, hendaklah kamu menuliskannya. “ (Al-Baqarah : 282)

Pengertian hutang dalam ayat ini adalah apa yang ditangguhkan dari harta-harta yang dijamin dalam tangggungan. Apabila barang yang dijual sudah dijelaskan, diketahui,  dan dijamin dalam tanggungan, dan pembeli yakin bahwa penjual akan memberikan barang tersebut ketika batas waktu tertentu maka barang tersebut juga merupakan hutang yang boleh ditangguhkan penyerahannya.

Rasulullah SAW juga bersabda :

من أسلف فليسلف في كيل معلوم ووزن معلوم إلى أجل معلوم ".

“Siapa yang melakukan salaf, hendaknya dia melakukannya dengan takaran tertntu, timbangan tertentu dan batas waktu yang diketahhui (HR Bukhari dan Muslim).

Bila dropshiper menggunakan sistem jual beli salam, maka dropshiper harus bisa menjelaskan kriteria, sifat barang yang di perjual belikan beserta harganya. Dan memastikan barang tersebut bisa diserah terimakan pada waktu yang telah ditentukan, sesuai dengan kriteria yang sudah dijelaskan. Selain itu pembeli juga harus bersedia membayar secara cash di depan.

 

CATATAN :

Jual beli salam tidak termasuk larangan Rasulullah SAW bagi seseorang yang menjual sesuatu namun barang tersebut tidak ada padanya. Sebagaimana hadis Nabi SAW yang diriwayatkan oleh hakim bin hizam :

لا تبع لا ليس عندك

“janganlah engkau menjual apa yang tidak ada padamu” (HR. Abu Dawud)

Larangan dalam hadis ini maksudnya adalah bahwa sesorang tidak boleh menjual apa yang tidak mampu diserahkannya, atau sesuatu yang memang bukan miliknya, seperti menjual tanah wakaf dll. Karena pada yang demikian itu ada bentuk penipuan atau pertaruhan.


KESIMPULAN :

Jual beli dengan sistem dropship diperkenankan dalam syariat dengan syarat-syarat yang disebutkan baik sebagai perantara atau dengan akad salam. 

Wallahu a’lam.